Bicara soal presiden pertama kita Bapak Ir.Soekarno sang Flamboyan... Yang tersohor dan terkenal menjadi istri beliau adalah Ibu Fatmawati. Dimana ada satu nama yang namanya nyaris tidak dikenal diantara 9 nama wanita istri2 Pak Karno sang Don Juan.. Siapa dia? Dia adalah Bu Inggit Ganarsih, istri kedua pak Karno setelah bu Siti Oetari.
Berikut perjalan kisah cinta mereka.. pada usia 20 tahun Pak Soekarno melanjutkan kuliah ke Bandung, beliau menjadi anak kost di rumah bu Inggit Garnasih. Benih-benih cinta tumbuh di antara induk semang dan anak kost yang terpaut usia 13 tahun itu, dimana saat itu bu Inggit berusia 33 tahun.
Pak Karno menemukan sosok yang damai, melindungi, sahabat yang baik, teman berbagi, sekaligus kekasih yang cantik di sosok seorang bu Inggit. "Engkus" adalah panggilan sayang bu Inggit untuk pak Karno. begitu setianya bu Inggit menemani dan mendampingi pak Karno waktu dipenjara di Sukamiskin.
Wanita ini wanita yang cerdas, dia berhasil mengecoh sipir penjara dengan telur dan Al-quran. Telur yang dibawanya terlebih dahulu telah ditandai dengan tusukan halus di luarnya. Satu tusukan berarti situasi aman, dua tusukan artinya seorang kawan tertangkap, bila ada tiga tusukan menandakan adanya penyergapan besar-besaran terhadap aktivis pergerakan. Hal yang sama juga dilakukan pada Alquran, jika kiriman buku diterima pada 17 Mei misalnya, maka Soekarno akan membuka surat Alquran kelima halaman 17 dan mencari lubang-lubang kecil dibawah huruf tertentu dari bagian tersebut agar membentuk rangkaian kalimat.
Bu Inggit setia mendampingi pak Karno selama 20 tahun.. setia menemani selama pengasingan ke Ende sampai ke Bengkulu. Sayangnya 20 tahun pernikahan mereka tidak satupun mereka dikaruniai anak. Mereka mengangkat 3orang anak selama pernikahan mereka.
Namun, di Bengkulu.. cinta mereka berdua teruji. Kehadiran Fatmawati, putri seorang Muhammadiyah Bengkulu mempesonakan hati sang Don Juan.
Disinilah, bu Inggit minta diceraikan karena dia tidak mau dimadu dengan wanita yang sudah dia anggap sebagai anak sendiri. Sementara Fatmawati menganggap bu Inggit adalah rival beratnya.
Setelah bercerai.. bu Inggit kembali ke Bandung dengan membawa cintanya untuk pak Karno tetap dihatinya. Sampai pak Karno meninggalpun bu Inggit dengan besar hati melayat kepergian lelaki yang dia cintai itu.
Berikut perjalan kisah cinta mereka.. pada usia 20 tahun Pak Soekarno melanjutkan kuliah ke Bandung, beliau menjadi anak kost di rumah bu Inggit Garnasih. Benih-benih cinta tumbuh di antara induk semang dan anak kost yang terpaut usia 13 tahun itu, dimana saat itu bu Inggit berusia 33 tahun.
Pak Karno menemukan sosok yang damai, melindungi, sahabat yang baik, teman berbagi, sekaligus kekasih yang cantik di sosok seorang bu Inggit. "Engkus" adalah panggilan sayang bu Inggit untuk pak Karno. begitu setianya bu Inggit menemani dan mendampingi pak Karno waktu dipenjara di Sukamiskin.
Wanita ini wanita yang cerdas, dia berhasil mengecoh sipir penjara dengan telur dan Al-quran. Telur yang dibawanya terlebih dahulu telah ditandai dengan tusukan halus di luarnya. Satu tusukan berarti situasi aman, dua tusukan artinya seorang kawan tertangkap, bila ada tiga tusukan menandakan adanya penyergapan besar-besaran terhadap aktivis pergerakan. Hal yang sama juga dilakukan pada Alquran, jika kiriman buku diterima pada 17 Mei misalnya, maka Soekarno akan membuka surat Alquran kelima halaman 17 dan mencari lubang-lubang kecil dibawah huruf tertentu dari bagian tersebut agar membentuk rangkaian kalimat.
Bu Inggit setia mendampingi pak Karno selama 20 tahun.. setia menemani selama pengasingan ke Ende sampai ke Bengkulu. Sayangnya 20 tahun pernikahan mereka tidak satupun mereka dikaruniai anak. Mereka mengangkat 3orang anak selama pernikahan mereka.
Namun, di Bengkulu.. cinta mereka berdua teruji. Kehadiran Fatmawati, putri seorang Muhammadiyah Bengkulu mempesonakan hati sang Don Juan.
Disinilah, bu Inggit minta diceraikan karena dia tidak mau dimadu dengan wanita yang sudah dia anggap sebagai anak sendiri. Sementara Fatmawati menganggap bu Inggit adalah rival beratnya.
Setelah bercerai.. bu Inggit kembali ke Bandung dengan membawa cintanya untuk pak Karno tetap dihatinya. Sampai pak Karno meninggalpun bu Inggit dengan besar hati melayat kepergian lelaki yang dia cintai itu.
0 comments:
Post a Comment