Menurut kitab
Mahabharata,
Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama
Dwaraka. Dalam wiracarita
Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam kitab
Bhagawadgita, ia adalah perantara kepribadian Brahman yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (
dharma)
kepada Arjuna. Ia mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang
hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata (
Mahabharata/
Bharatayuddha)
akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya, dan
Byasa. Namun Sanjaya dan Byasa tidak melihat secara langsung, melainkan
melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang
Bharatayuddha.
Kresna sebagai orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan
sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut
digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa
persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini
merupakan nama-nama dari kitab
Mahabarata dan
Bhagawadgita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah:
1.
Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2.
Arisudana (penghancur musuh)
3.
Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4.
Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5.
Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6.
Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7.
Janardana (juru selamat umat manusia)
8.
Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9.
Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10.
Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11.
Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12.
Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13.
Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14.
Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15.
Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16.
Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17.
Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18.
Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19.
Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Kepercayaan tradisional yang berdasarkan data-data dalam sastra dan
perhitungan astronomi mengatakan bahwa Sri Kresna lahir pada tanggal 19
Juli tahun 3.228 SM.
Kresna berasal dari keluarga bangsawan di Mathura, dan merupakan
putera kedelapan yang lahir dari puteri Dewaki, dan suaminya Basudewa.
Mathura adalah ibukota dari wangsa yang memiliki hubungan dekat seperti
Wresni, Andhaka, dan Bhoja. Mereka biasanya dikenali sebagai Yadawa
karena nenek moyang mereka adalah Yadu, dan kadang-kadang dikenal
sebagai Surasena setelah adanya leluhur terkemuka yang lain. Basudewa
dan Dewaki termasuk ke dalam wangsa tersebut. Raja Kamsa, kakak Dewaki,
mewarisi tahta setelah menjebloskan ayahnya ke penjara, yaitu Raja
Ugrasena. Karena takut terhadap ramalan yang mengatakan bahwa ia akan
mati di tangan salah satu putera Dewaki, maka ia menjebloskan pasangan
tersebut ke penjara dan berencana akan membunuh semua putera Dewaki yang
baru lahir.
Setelah enam putera pertamanya terbunuh, dan Dewaki kehilangan putera
ketujuhnya, lahirlah Kresna. Karena hidupnya terancam bahaya maka ia
diselundupkan keluar dan dirawat oleh orangtua tiri bernama Yasoda dan
Nanda di Gokula, Mahavana. Dua anaknya yang lain juga selamat yaitu,
Baladewa alias Balarama (putera ketujuh Dewaki, dipindahkan ke janin
Rohini, istri pertama Basudewa) dan Subadra (putera dari Basudewa dan
Rohini yang lahir setelah Baladewa dan Kresna).
Masa kanak-kanak dan remaja
Nanda merupakan pemimpin di komunitas para pengembala sapi, dan ia tinggal di
Vrindavana.
Kisah tentang Kresna saat masa kanak-kanak dan remaja ada di sana
termasuk dengan siapa dia tinggal, dan perlindungannya kepada
orang-orang sekitar. Kamsa yang mengetahui bahwa Kresna telah kabur
terus mengirimkan raksasa (seperti misalnya Agasura) untuk
membinasakannya. Sang raksasa akhirnya terkalahkan di tangan Kresna dan
kakaknya, Baladewa. Beberapa di antara kisah terkenal tentang keberanian
Kresna terdapat dalam petualangan ini serta permainannya bersama para
gopi (pengembala perempuan) di desa, termasuk Radha. Kisah yang
menceritakan permainannya bersama para gopi kemudian dikenal sebagai
Rasa lila. Dan kisah bagaimana dia menyelamatkan warga
Vrindavana dari kemarahan dewa Indra (dewa hujan) dengan mengangkat bukit
Gowardhana.
Kresna Sang Pangeran
Kresna yang masih muda kembali ke Mathura, dan menggulingkan kekuasaan
pamannya – Kamsa – sekaligus membunuhnya. Kresna menyerahkan tahta
kembali kepada ayah Kamsa, Ugrasena, sebagai Raja para Yadawa. Ia
sendiri menjadi pangeran di kerajaan tersebut. Dalam masa ini ia menjadi
teman Arjuna serta para pangeran Pandawa lainnya dari Kerajaan Kuru,
yang merupakan saudara sepupunya, yang tinggal di sisi lain Yamuna.
Kemudian, ia memindahkan kediaman para Yadawa ke kota Dwaraka (di masa sekarang disebut Gujarat). Ia menikahi Rukmini, puteri dari Bismaka dari Kerajaan Widarbha.
Bharatayuddha dan Bhagawadgita
Kresna merupakan saudara sepupu dari kedua belah pihak dalam perang antara Pandawa dan Korawa (Mahabharata/Bharatayuddha).
Ia menawarkan mereka untuk memilih pasukannya atau dirinya. Para Korawa
mengambil pasukannya sedangkan dirinya bersama para Pandawa. Ia pun
sudi untuk menjadi kusir kereta Arjuna dalam pertempuran akbar. Pada
saat itulah lahir kata-kata bijak dari Kresna yang dicatat oleh Sanjaya,
yang kemudian di kenal dengan Bhagawadgita. Dalam kitab ini terangkum semua wejangan dari Kresna yang diberikan kepada Arjuna sebelum pertempuran akbar itu dimulai.
Kehidupan di kemudian hari
Setelah perang, Kresna tinggal di Dwaraka
selama 36 tahun. Kemudian pada suatu perayaan, pertempuran meletus di
antara para kesatria Wangsa Yadawa yang saling memusnahkan satu sama
lain. Lalu kakak Kresna – Baladewa – melepaskan raga dengan cara
melakukan Yoga. Kresna berhenti menjadi raja kemudian pergi ke hutan dan
duduk di bawah pohon melakukan meditasi. Seorang pemburu yang keliru
melihat sebagian kaki Kresna seperti rusa kemudian menembakkan panahnya
dan menyebabkan Kresna mencapai keabadian. Menurut kitab Mahabharata,
kematian Kresna disebabkan oleh kutukan Gandari. Kemarahannya setelah
menyaksikan kematian putera-puteranya menyebabkannya mengucapkan
kutukan, karena Kresna tidak mampu menghentikan peperangan. Setelah
mendengar kutukan tersebut, Kresna tersenyum dan menerima itu semua, dan
menjelaskan bahwa kewajibannya adalah bertempur di pihak yang benar,
bukan mencegah peperangan.
Menurut referensi dari kitab Bhagawatapurana dan Bhagawadgita,
ditafsirkan bahwa Kresna wafat sekitar tahun 3100 SM. Ini berdasarkan
deskripsi bahwa Kresna meninggalkan Dwaraka 36 tahun setelah peperangan
dalam Mahabharata terjadi. Matsyapurana mengatakan bahwa Kresna
berusia 89 tahun saat perang berkecamuk. Setelah itu Pandawa memerintah
selama 36 tahun, dan pemerintahan mereka terjadi saat permulaan zaman Kaliyuga. Selanjutnya dikatakan bahwa Kaliyuga dimulai saat Duryodana dijatuhkan ke tanah oleh Bima.
Hubungan keluarga
Ayah Kresna adalah Prabu Basudewa, yang merupakan saudara lelaki (kakak)
dari Kunti atau Partha, istri Pandu yang merupakan ibu para Pandawa,
sehingga Krishna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Saudara misan
Kresna yang lain bernama Sisupala, putera dari Srutadewa alias
Srutasrawas, adik Basudewa. Sisupala merupakan musuh bebuyutan Kresna
yang kemudian dibunuh pada saat upacara akbar yang diselenggarakan
Yudistira.